Panda merupakan update terhadap algoritma Google yang diluncurkan pada bulan Maret 2011 ini. Efek langsungnya adalah hasil pencarian yang terkocok, banyak website yang rangkingnya anjlok, banyak juga yang tiba-tiba naik. Efek psikologisnya tidak kalah besar dari efek teknisnya, banyak pebisnis online yang menggantungkan hidupnya dari Google ketar-ketir memikirkan periuk nasinya.
Apa yang harus kita pebisnis online lakukan untuk menyelamatkan periuk nasi kita? Pada prinsipnya SEO nggak jauh-jauh filosofinya, ikuti apa yang diinginkan search engine, dalam hal ini Google. Apa yang diinginkan Google setelah diluncurkannya update Panda? Kita harus mengubah paradigma SEO kita.
Panda merupakan buah tangan seorang insinyur Google bernama Navneet Panda yang memiliki keahlian dalam algoritma machine learning, teknik mengajari komputer. Di dunia search engine, para insinyur berusaha mengajari komputer mana website yang baik sehingga layak mendapatkan ranking tinggi dan mana website yang buruk dan harus mendapatkan ranking rendah. Algoritma yang dikembangkan Navneet Panda membuat kemampuan machine learning Google meningkat drastis.
Google berusaha memindahkan pola pikir manusia ke dalam logika komputasi. Dalam sebuah wawancara, Amit Singhal dan Matt Cutts mencontohkan beberapa pertanyaan yang muncul di benak kita ketika kita berhadapan dengan satu website. “Apakah anda percaya untuk membeli produk yang ditawarkan di website itu dan membayar dengan kartu kredit anda?” “Apakah anda yakin akan kebenaran informasi medis yang ada di website itu sehingga anda dapat memutuskan yang terbaik untuk masalah kesehatan yang sedang dihadapi anak anda?” Atau pertanyaan yang lebih sederhana seperti “Apakah anda suka dengan desain website itu?” Semua pertanyaan bermuara pada kepercayaan, kredibilitas, kualitas.
Dengan berbagai parameter tersebut, sistem memisahkan website yang disukai orang dan yang kurang disukai orang, kemudian dengan berbagai parameter lain mengurutkannya. persoalannya parameter-parameter yang dipergunakan sebagai penentu bukan lagi parameter-parameter lama yang dulu diyakini banyak praktisi SEO. Dengan teknologi machine learning, sistem Google terus-menerus “belajar” dan “mengasah kemampuan” untuk memilih dan memilah, mana website yang disukai orang dinaikan rankingnya, mana website yang tidak disukai orang diturunkan rankingnya.
Jadi pada dasarnya merupakan hal baru yang membutuhkan pendekatan SEO yang berbeda. Selama bertahun-tahun ini kita sudah banyak makan asam garam dengan teknis SEO yang kini boleh dibilang teknik SEO klasik. Membangun konten yang baik, membuatnya bisa diakses dengan mudah oleh search engine, melakukan riset keyword, memasukkan keyword ke dalam konten, mendapatkan link, dan seterusnya. Sekarang kita dituntut untuk memikirkan hal yang sama sekali berbeda. Kit harus memberikan pengalaman yang baik bagi pengunjung yang menjelajahi website kita. Kita harus membangun merk yang dicintai dan dipercaya.
Panda secara tiba-tiba meningkatkan profil pekerjaan SEO menjadi online marketing strategist. Sekarang apapun yang anda lakukan dengan website anda di ranah maya sekarang dapat mempengaruhi SEO. Sekarang Google tidak lagi mengukur berapa banyak link yang diterima oleh suatu website, atau parameter-parameter lain yang dulu kita percayai sebagai faktor dominan.
Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?
Pertama, design dan user experience. Sebetulnya sudah sejak dulu pakar SEO menekankan pentingnya design dan user experience untuk menarik lebih banyak link, orang-orang yang tertarik untuk mengkontribusikan konten, parameter-parameter social media seperti share dan tweets, dan sebagainya. Tapi pada saat itu efek yang dihasilkannya bersifat sekunder. Sekarang efeknya berubah menjadi bersifat primer. Website yang penuh dengan iklan, struktur link yang rumit, sampai rancangan visual yang kuno dapat mempengaruhi performa website. Jangan lupa juga bahwa Google mengatakan, meskipun anda memiliki website yang bagus, jika ada bagian dari website tersebut yang jelek, akan mempengaruhi penilaiannya terhadap website itu secara keseluruhan.
Kualitas konten sangat sangat berpengaruh. Dulu pakar SEO sering menekankan untuk memiliki konten yang baik, unik, dan bermanfaat. Sekarang itu saja sudah tidak cukup lagi. Ada sangat banyak orang – jauh lebih banyak dari jumlah posisi pada halaman pertama suatu topik – yang membangun konten berkualitas untuk websitenya, dengan tata bahasa yang benar, kesalahan penulisan dikoreksi dengan teliti, dan konsisten dengan topik.
Anda mungkin berfikir “Saya akan memiliki 10,000 halaman tentang hotel di seluruh dunia, saya akan menyewa copywriter untuk menulis konten yang SEO-friendly, untuk masing-masing halaman minimal 100 kata”. Anda berfikir anda akan mendapatkan ranking yang tinggi? Salah besar! Anda justru mungkin akan mendapatkan penalty dari Google. Panda dirancang untuk menyingkirkan website yang kontennya diarahkan untuk tujuan SEO. Konten yang bak dan unik saja tidak cukup, anda harus memastikan bahwa konten tersebut menarik untuk pengunjung, membuat pengunjung ingin membaca dan membaginya melalui jaringan social media.
Seorang pengunjung yang sedang mencari hotel murah di Bali menemukan halaman web kita tentang pariwisata di Bali dan dia berfikir “Gile bener, tulisannya bagus, topiknya menarik, ada lucu-lucunya, foto-fotonya menarik, ada video aktivitas liburan, keren abis”. Dia tidak menemukan apa yang dicarinya di halaman web kita itu, tapi dia sudah terlanjur jatuh cinta. Dia bookmark di Delicious, dia like di share di Facebook, dia kirim link ke pamannya yang kebetulan juga sedang merencanakan liburan. Dia menemukan ada tombol social media di halaman itu, kemudian dia like di Facebook, dia follow di Twitter. Seperti itu kira-kira gambaran target optimasi kita sekarang. 100% berbeda dengan SEO yang kita kenal selama ini, minimal keyword disebut 3 kali, keyword mesti ada di title tag, di description tag, kontennya harus relevan dengan keyword, link dari website lain berpagerank tinggi dengan anchor text yang mengandung keyword, dll.
Optimasi lain yang diperlukan berhubungan dengan pengunjung dan metrik aktivitasnya, perbandingan antara website kita dengan website lain yang memiliki topik yang sama. Design, layout, konten, struktur, dan semua elemen lain harus dapat membuat pengunjung untuk betah berlama-lama di website kita. Berapa lama pengunjung berada di website kita? Apa malah begitu masuk langsung keluar lagi? Berapa banyak halaman web yang diakses pada saat dia datang ke website kita? Apa malah masik landing page langsung ngabur lagi? Dulu kita bicara traffic, semakin tinggi traffic semakin baik. Banyak diantara kita bahkan membeli traffic, atau ikut dalam traffic generation program dimana kita harus mengunjungi website lain supaya kita mendapatkan kunjungan. Sekarang, traffic yang tinggi bsa jadi malah menjadi bumerang. Jika pengunjung banyak tapi begitu masuk langsung keluar lagi, website kita akan dinilai sebagai website yang buruk, tidak layak dikunjungi.
Bukan hanya apakah pengunjung langsung pergi lagi ketika masuk ke website kita, kemana tujuan mereka pergipun menjadi perhatian. Pengunjung yang pergi meninggalkan website kita dengan mengikuti link yang ada di website kita, jauh lebih baik daripada pengunjung yang balik lagi ke Google dan mengulang pencarian, atau kembali ke halaman hasil pencarian dan mencoba website lain. Mengapa? Karena jika pengunjung mengikuti link di website kita, kita setidaknya dinilai memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengunjung. Jika pengunjung kembali ke Google, artinya mereka tidak puas dengan website kita. Lagi-lagi, dulu kita sangat pelit memberikan link. Sekarang memberikan link justru bisa menyelamatkan kita dari penilaian buruk google.
Kualitas dan keanekaragaman pengunjung sekarang juga menjadi faktor penting. Apakah pengunjung website kita hanya datang dari Indonesia saja atau dari seluruh dunia. Bagaimana riwayat masing-masing pengunjung. Website mana saja yang dikunjunginya sebelum masuk ke website kita. Website mana saja yang dikunjunginya setelah keluar dari website kita. Kualitas website-website tersebut di mata Google.
Google memiliki semua cara yang dia butuhkan untuk dapat mengidentifikasi informasi-informasi tersebut. Informasi-informasi itu kemudian diumpankan ke algoritma machine learning. Sebelum memproses informasi tersebut untuk menilai website, sistem mereka menggunakan informasi tersebut untuk menyempurnakan “pengetahuan”nya terlebih dahulu. Karena itu memang kalau kita perhatikan, update Google setelah panda direlease memang lebih lambat.
Dulu kita sering mendengar orang bertanya “Website saya kena sandbox, nggak keluar-keluar juga.” Sekarang kita mulai mendengar “Website saya kena Google panda, sudah diutak-atik sana-sini tapi masih belum keluar-keluar juga.” Persoalannya memang lain. Pertama, update lebih lambat, jadi memang menunggu update juga lebih lama, dan ranking website kita tidak akan berubah sebelum update. Tapi meskipun ketemu waktunya update, website kita tidak akan naik lagi rankingnya hanya dengan mengutak-atik parameter-parameter SEO model lama. Kecuali kita bisa merubah perilaku pengunjung anda, ranking kita tidak akan naik. Salah satu contoh parameter dan cara melihatnya, cobalah masuk ke Google Analytics dan perhatikan apakah lama waktu per kunjungan di website anda meningkat? Jika tidak, jangan harap ranking anda akan membumbung kembali.
Untuk mereka yang terbiasa dan mendapatkan hasil yang baik dengan pendekatan SEO lama, tentu Update Panda ini merupakan pukulan berat, karena website yang rankingnya jatuh, tidak lagi bisa diselamatkan dengan cara lama. Untuk menyelamatkan website yang rankingnya jatuh akibat Update Panda, anda harus memulai dari nol, dengan paradigma baru, dengan cara yang sangat berbeda. Tapi sesungguhnya Google hanya mempertegas filosofi yang telah dipegang teguh sejak lama. Google ingin memberikan hasil pencarian yang berkualitas, hanya website-website yang berkualitas yang dapat memperoleh ranking yang baik.
Pada dasarnya, para pemilik website yang menomorsatukan pengunjung, memprioritaskan konsumen, akan tetap bertahan. Mereka yang jatuh, harus mulai mengubah filosofi keberadaannya di ranah maya. Sama dengan toko tradisional yang harus menempatkan kepuasan konsumen pada prioritas tertinggi, website juga harus menempatkan pengunjung pada prioritas tertinggi.
I know this is frustrating. I know it’s a tough issue. In fact, I think that there are sites that have been really unfairly hit. That sucks and they shouldn’t be and Google needs to work on this. But I also know that I don’t think Google is going to be making many changes. I think they are very happy with the way that Panda has gone from a search quality perspective and from a user happiness perspective. Their searchers are happier, and they are not seeing as much junk in the results. Google likes the way this is going. I think we are going to see more and more of this over time. It could even get more aggressive. I would urge you to work on this stuff, to optimize around these things, and to be ready for this new form of SEO.
Thanks everyone for watching. Look forward to some great comments, questions, feedback in the post. I will see you again next week for another edition of Whiteboard Friday. Take care.

Post a Comment

# Berkomentarlah yang baik dan tidak mengandung unsur sara
# Berkomenlah yang membahas tentang postingan di atas
# Biasakan Komentar dengan menggunakan bahasa yang jelas dan tepat
# Jawab saja komentar yang menurut anda bisa jawab
# Berkomentarlah tanpa mencantumkan link hidup

 
Top